“Ketika dia (Ikramul) meninggal, saya menangis selama berminggu-minggu dan tidak bisa makan. Tapi saya sadar saya akan melakukan ketidakadilan besar jika saya hancur,” tutur Ali Hussain Khan.
“Saya tidak punya siapa-siapa sekarang, tetapi saya harus tetap kuat,” katanya.
Anehnya, dokter setempat juga awalnya tak bisa mendeteksi penyakit yang diderita oleh anak-anak Nabi Hussain Khan dan Razia.
“Para dokter sama tidak mengertinya dengan kami. Jika salah satu dari mereka memberi tahu kami bahwa anak-anak kami memiliki semacam masalah genetik, kami tentu akan berhenti memiliki anak," kata Nabi Hussain Khan.
Ayah dan ibu Ali Hussain Khan baru mengetahui tentang progeria pada tahun 1995 setelah menemui seorang dokter di Kolkata yang mengatakan bahwa penyakit ini tidak dapat disembuhkan.
Meskipun demikian, beruntungnya 2 anak lainnya, Sanjeeda dan Chanda tidak terkena penyakit serupa seperti kelima saudara kandungnya.
Kini, Ali Hussain Khan dirawat oleh ahli dr. Sekhar Chattopadhyay agar kondisi fisik dan batinnya tetap dalam keadaan baik. Ketika ditanya penyebabnya, sang dokter mendiagnosa bahwa hubungan darah kedua orangtua yang terlalu dekat menjadi penyebab kelima anaknya menderita progeria.
“Rata-rata harapan hidup adalah 13 hingga 15 tahun, tetapi mari berharap kita dapat memperpanjang usia Ali hingga 24 tahun seperti saudaranya,” ujar dr. Sekhar Chattopadhyay.