Duta Besar Inggris untuk Suriah, Peter Ford, mengatakan kepada media Rusia bahwa gencatan senjata menjadi opsi realistis karena Israel sudah kehabisan kemampuan tempurnya, sedangkan Iran masih memiliki cukup daya untuk melanjutkan perlawanan.
Presiden AS Donald Trump pun mulai menarik dukungan militernya. Dalam percakapan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Trump menegaskan AS tidak akan membantu Israel menyerang Iran lagi.
Setelah sebelumnya meluncurkan serangan besar ke fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni 2025, Trump menegaskan bahwa Washington kini lebih memilih jalur diplomasi.
Menurut laporan The Washington Post, dalam percakapan itu Trump mengatakan bahwa “militer AS telah melakukan apa yang seharusnya dilakukan,” dan menyarankan agar Israel menerima usulan gencatan senjata. Netanyahu, meski tidak sepenuhnya senang dengan keputusan itu, akhirnya setuju.