Menjawab doa Rasulullah, Allah SWT memindahkan panas Kota Madinah ke Dusun Juhfah, sekitar 82 mil dari Madinah. Dalam doanya tersebut, Rasul berharap bahwa Kota Madinah diberikan kesehatan (terbebas dari kekeringan) sehingga masyarakat bisa mencari nafkah dengan leluasa.
Madinah sendiri memiliki arti kota yang bercahaya atau cemerlang. Pemberian nama itu juga selaras dengan tujuan Nabi Muhammad yang ingin membangun kota peradaban.
Bukan hanya pusat perdagangan, namun juga pendidikan dan agama. Selain itu, Madinah juga dikenal dengan nama Madinatun Nabawi atau Madinatun Nabi. Keduanya memiliki arti sebagai kota yang bercahaya dan kota Nabi.
Informasi yang didapat dari laman NU Online menyebut, ada 3 pilar penting yang ingin dibangun Rasul saat tiba di Madinah. Pilar pertama, membangun masjid sebagai pusat ibadah. Kedua, mengikat tali persaudaraan antara kaum Muhajirin dan Anshar.
Selanjutnya, pilar yang ketiga adalah menetapkan undang-undang dasar atau dustur yang mengatur sistem kehidupan kaum muslimin dalam berhubungan dengan kaum non-muslim.
Masjid Nabawi merupakan bukti berjalannya pilar pertama. Dengan begitu, masyarakat Muslim bisa menjadi komunitas yang kuat dan selalu berpatokan pada ajaran Islam.
Masjid ini dibangun pada tahun 622 dan terus diperluas hingga kini. Dulunya, Masjid Nabawi hanya berukuran 35 meter x 30 meter. Kini, ukuran rumah suci umat Islam itu mencapai 162 ribu meter persegi.