Pengumuman pembubaran SARS muncul setelah memuncaknya kemarahan warga Nigeria selama sepekan terakhir—yang diekspresikan lewat aksi unjuk rasa di jalan-jalan dan di media sosial—terhadap unit polisi khusus itu. Para anggota SARS diduga kerap melakukan penangkapan secara ilegal, pemerasan, penyiksaan, dan bahkan pembunuhan.
Satu video baru-baru ini menjadi viral karena menampilkan dugaan pembunuhan seorang pria oleh petugas SARS di Negara Bagian Delta. Pria yang merekam video tersebut akhirnya ditangkap. Penangkapannya lantas memicu kemarahan yang lebih besar dari rakyat Nigeria.
Pada 4 Oktober, ketika aktivitas SARS ditangguhkan, Wakil Presiden Nigeria, Yemi Osinbajo, mengecam kekerasan polisi ketika ditanyai wartawan.
“Saya sangat prihatin, bahkan, sangat marah atas apa yang saya lihat terjadi pada para lelaki dan perempuan muda yang ditangkap. Dalam beberapa kasus, mereka dilukai atau dibunuh oleh anggota polisi,” kata Osinbajo.
Kelompok HAM seperti Amnesty International telah bergabung dalam gerakan protes terhadap aksi brutal unit SARS itu. Pada Jumat (9/10/2020), tagar #EndSARS menjadi topik Twitter yang paling tren di Nigeria.