WASHINGTON, iNews.id - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mempertimbangkan keanggotaan NATO untuk Ukraina seperti model Israel. Keanggotaan model Israel merujuk pada komitmen terbatas serta tak ada jaminan pertahanan secara kolektif.
Sekjen NATO Jens Stoltenberg pekan lalu mengusulkan proposal 'kompromi' kepada Biden. Isinya menetapkan janji untuk terus memberikan senjata kepada Ukraina, terlepas dari berhasil atau tidaknya serangan balasan yang digencarkan belakangan ini terhadap posisi Rusia.
Kesepakatan itu juga mengangkat Ukraina ke tingkat dewan NATO, status yang sama diberikan kepada Rusia sampai 2014.
Media AS melaporkan, Biden berkomitmen terus memberikan lebih banyak bantuan militer ke Ukraina. Komitmen tersebut mungkin tak selama seperti diberikan AS kepada Israel, yakni berlangsung sekitar 10 tahun saja.
Beberapa negara Eropa memperjuangkan keanggotaan penuh bagi Ukraina di NATO, termasuk jaminan pertahanan kolektif. Di sisi lain kelompok yang menentang beralasan, model seperti itu hanya akan memperpanjan konflik Rusia dan Ukraina. Selain itu, keanggotaan penuh bagi Ukraina seolah membenarkan invasi Rusia ke Ukraina.