WASHINGTON DC, iNews.id – Amerika Serikat memutuskan untuk mengandangkan semua armada militer pesawat V-22 Osprey miliknya. Keputusan itu menyusul kecelakaan fatal di lepas pantai Jepang pada pekan lalu, yang menewaskan delapan orang di dalamnya.
“Informasi penyelidikan awal menunjukkan potensi kegagalan material yang menyebabkan kecelakaan itu, namun penyebab utama kegagalan tersebut belum diketahui saat ini,” kata Komando Operasi Khusus Angkatan Udara AS (AFSOC) dalam sebuah pernyataan, Rabu (6/12/2023).
Delapan anggota militer Amerika berada di dalam V-22 Osprey ketika pesawat pesawat rotor miring tersebut jatuh dalam misi pelatihan rutin pekan lalu di lepas Pulau Yakushima, sekitar 1.040 km sebelah barat daya ibu kota, Tokyo.
Pascakecelakaan itu, unit militer AS yang memiliki pesawat V-22 Osprey menghentikan operasi penerbangannya. Akan tetapi, militer AS mengatakan pesawat lain akan tetap terbang setelah menjalani pemeriksaan keamanan.
“Penghentian ini akan memberikan waktu dan ruang untuk penyelidikan menyeluruh guna menentukan faktor penyebab dan rekomendasi untuk memastikan armada CV-22 Angkatan Udara AS kembali beroperasi,” kata AFSOC.
Tokyo telah mengungkapkan keprihatinannya tentang penerbangan Osprey. Pengerahan pesawat militer tersebut di Jepang juga menuai kontroversi, seiring munculnya kritik terhadap kehadiran militer AS di kepulauan barat daya negara itu, bahwa hal tersebut rentan terhadap kecelakaan.