WASHINGTON, iNews.id - Amerika Serkikat menyayangkan langkah Turki mengubah fungsi Hagia Sophia menjadi masjid. AS juga mendesak pemerintah Turki memberi akses yang sama bagi wisatawan.
Pernyataan Deplu AS merespons pengumuman Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengembalikan fungsi Hagia Sophia sebagai masjid. Sebelumnya, bangunan peninggalan Kekaisaran Byzantium itu berstatus sebagai museum yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO.
"Kami kecewa dengan keputusan Pemerintah Turki mengubah status Hagia Sophia," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Morgan Ortagus, dikutip dari AFP, Sabtu (11/7/2020).
"Kami memahami bahwa Pemerintah Turki tetap berkomitmen untuk mempertahankan akses ke Hagia Sophia bagi semua pengunjung," lanjutnya.
Hagia Sophia atau dalam Bahasa Turki dikenal dengan sebutan Ayasofya, telah menjadi magnet bagi wisatawan di seluruh dunia. Bangunan itu pertama kali dibangun sebagai katedral oleh Kekaisaran Bizantium yang beragama Nasrani. Setelah peristiwa Penaklukan Konstantinopel pada 1453, katedral itu diubah menjadi masjid oleh Kesultanan Utsmani (Kekaisaran Turki Ottoman).
Dewan Negara, selaku pengadilan tata usaha negara tertinggi di Turki, dengan suara bulat membatalkan keputusan kabinet 1934 yang dibuat semasa rezim Mustafa Kemal Ataturk. Lembaga itu menyatakan, Hagia Sophia terdaftar sebagai masjid dalam akta propertinya, seperti dilansir AFP, Jumat (10/7/2020).
Badan PBB yang menangani pendidikan dan kebudayaan, UNESCO, menyatakan akan meninjau terlebih dulu perubahan status Hagia Sophia menjadi masjid. Seperti diketahui, bangunan Hagia Sophia masuk dalam daftar situs Warisan Dunia.