"Jika negara-negara anggota PBB tidak memenuhi kewajiban mereka untuk menerapkan sanksi ini, Amerika Serikat siap menggunakan otoritas dalam negeri, menerapkan konsekuensi atas kegagalan tersebut dan memastikan Iran tidak mendapat keuntungan dari aktivitas yang dilarang oleh PBB," kata Pompeo.
Dia juga berjanji AS akan mengumumkan soal pelanggaran dalam beberapa hari mendatang.
Namun klaim apa pun yang disampaikan AS soal Iran dibantah kekuatan besar lain, termasuk anggota tetap Dewan Keamanan (DK) PBB yakni China, Rusia, bahkan sekutu AS di Eropa.
"Setiap keputusan atau tindakan yang diambil dengan maksud untuk menerapkan kembali (sanksi) tidak akan memiliki dampak hukum," demikian pernyataan resmi bersama Prancis, Inggris, dan Jerman, dalam surat yang dikirim ke DK PBB.
Sementara itu Iran memandang janggal sikap AS. Menteri Luar Negeri Javad Zarif menilai klami Pompeo itu palsu.
Saat sidang DK PBB pada pertengahan Agustus, AS mengalami kekalahan telak dalam voting untuk memperpanjang embargo senjata terhadap Iran yang sedianya berakhir pada Oktober.
Setelah sidang itu Pompeo mengecam para sekutunya, Prancis, Inggris dan Jerman, dengan menuduh mereka berpihak pada pemimpin Iran. Lalu pada 20 Agustus, AS mengumumkan langkah kontroversial yang dikenal dengan 'snapback', bertujuan memberlakukan kembali semua sanksi terhadap Iran mulai September.