"Tindakan dan bala bantuan ini adalah sinyal yang jelas bagi Rusia dan pihak lain untuk mematuhi proses dekonflik serta menghindari tindakan tidak profesional, tidak aman, dan provokatif di timur laut Suriah," kata pejabat AS yang tidak mau disebutkan namanya.
NBC News melaporkan berdasarkan pernyataan para pejabat militer AS bahwa pasukan dan kendaraan dikirim untuk mencegah pasukan Rusia memasuki wilayah keamanan, tempat pasukan koalisi AS dan Kurdi beroperasi.
Interaksi antara militer AS dan Rusia di Suriah sudah terjadi selama bertahun-tahun, namun dalam beberapa pekan terakhir insiden yang melibatkan tentara dua negara di timur laut Suriah semakin sengit.
Pada akhir Agustus lalu, tujuh tentara Amerika Serikat terluka dalam insiden tabrakan dengan kendaraan militer Rusia. Baik AS dan Rusia saling lempar tudingan atas insiden tersebut.
Washington mengatakan pasukan Rusia telah memasuki zona keamanan yang sebelumnya telah disepakati untuk dijauhi. Sementara itu, Rusia mengatakan petugasnya telah memberikan peringatan kepada konvoi militer AS bahwa mereka akan berpatroli di wilayah itu.
Amerika Serikat memiliki sekitar 500 tentara di timur laut Suriah--jauh lebih sedikit dari sebelumnya--untuk membantu pengamanan dari ancaman tentara ISIS.
Keberadaan militer AS dan Rusia di Suriah memiliki agenda masing-masing, AS mendukung pejuang Kurdi dan tentara koalisi sedangkan Rusia mendukung pasukan pemerintah Suriah. Sejak 2011, milisi Kurdi yang menghendaki Presiden Bashar al-Assad lengser mendapat perlawanan dari pasukan pemerintah Suriah yang memicu peran sipil.