WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumkan sanksi tambahan yang keras untuk Rusia imbas invasi habis-habisan ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022). Sanksi ini untuk menghambat kemampuan Rusia melakukan bisnis dalam mata uang utama dunia bersama dengan sanksi terhadap bank dan Badan Usaha Milik Negara.
Dikutip dari Reuters, Biden mengatakan bahwa serangan invasi yang dilakukan Rusia merupakan serangan yang direncanakan. Dia menyinggung ucapan Presiden Rusia Vladimir Putin yang menolak upaya Barat untuk terlinat dalam dialog.
"Putin adalah agresor. Putin memilih perang ini. Dan sekarang dia dan negaranya akan menanggung akibatnya," ujar Biden kepada wartawan di Gedung Putih dikutip, Jumat (25/2/2022).
Biden menambahkan, sanksi tersebut dirancang memiliki dampak jangka panjang terhadap Rusia dan untuk meminimalkan dampak pada AS dan sekutunya. Dia menyebut, Washington siap untuk berbuat lebih banyak.
Biden mengatakan sanksi akan membatasi kemampuan Rusia untuk melakukan bisnis dalam dolar, euro, pound, dan yen.
Kemudan, menghentikan bantuan untuk membiayai dan menumbuhkan militer Rusia, mengganggu Rusia untuk bersaing dalam ekonomi abad ke-21, serta memberikan sanksi terhadap bank-bank Rusia yang bersama-sama memiliki aset sekitar 1 triliun dolar AS
Dalam kesempatan tersebut, Biden menyebut bahwa NATO akan bertemu pada hari Jumat untuk memetakan langkah-langkah lebih lanjut. Dia menegaskan kembali bahwa AS tidak akan terlibat dalam perang dengan Rusia, tetapi akan memenuhi komitmen Pasal 5 untuk membela mitra NATO.