“Apakah kami mulai melihat di media sosial beberapa disinformasi China tentang virus corona? Jawabannya adalah ya. Siapa yang melakukannya dan dari mana asalnya, kita akan melihat seperti apa hasilnya nanti dan seberapa jauh upaya ini terorganisasi,” ucap Demers.
Menurut dia, mungkin tidak semua informasi yang disebarkan dalam kampanye Rusia-China itu salah. Akan tetapi, operasi oleh dua negara itu bisa jadi menggabungkan informasi yang benar dengan beberapa penggambaran palsu atau berlebihan.
“Sebagai contoh, pejabat Departemen Luar Negeri China menyebut virus (corona) itu berasal dari laboratorium militer AS adalah informasi yang salah. Tetapi itu bukan sesuatu yang akan kami proses secara (hukum) kriminal,” kata Demers.