Fu juga menyebut veto AS itu telah menurunkan otoritas Dewan Keamanan dan hukum internasional ke titik terendah sepanjang masa.
"Kami menyerukan kepada AS untuk menjalankan tanggung jawabnya sebagai anggota tetap Dewan dengan serius. AS harus berhenti bersikap pasif dan mengelak," katanya.
Kecaman juga datang dari Dubes Aljazair Amar Bendjama.
"Pesan hari ini jelas bagi pasukan penjajah Israel, 'Anda bisa melanjutkan praktik genosida. Anda bisa melanjutkan penghukuman kolektif terhadap rakyat Palestina dengan impunitas penuh'," ujarnya, menyindir AS.
Dubes Prancis Nicolas de Riviere mengunkapkan penyesalan mendalam mengenai veto tersebut. Dia menegaskan situasi di Gaza semakin memburuk setiap hari.
"Hukum humaniter internasional sedang diinjak-injak," katanya, seraya menegaskan satu-satunya cara untuk menyudahinya adalah gencatan senjata.
Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan tak heran AS memveto resolusi tersebut.
"Selama berbulan-bulan, AS telah mencegah dan mengaburkan, menghalangi tindakan Dewan untuk mengatasi situasi bencana di Gaza dan bermain di satu sisi konflik guna memajukan tujuan politiknya dengan mengorbankan nyawa warga Palestina," katanya.
"Kita tidak perlu diceramahi oleh Amerika Serikat tentang kemunafikan. Kemunafikan adalah apa yang mereka tunjukkan setiap hari dalam berbagai konflik," tuturnya dengan nada keras.
Dubes Inggris Barbara Woodward juga mengungkapkan penyesalannya terkait veto AS.
"Hukum humaniter internasional harus dihormati oleh semua pihak," ujarnya.