Asal Usul Pengemis di Dunia, Sudah Menjamur sejak Masa Romawi Kuno

Ajeng Wirachmi
Asal usul pengemis di dunia tak bisa dilepaskan dari kemiskinan (Foto: Reuters)

JAKARTA, iNews.id - Asal usul pengemis di dunia tak bisa dilepaskan dari kondisi kemiskinan di banyak negara, bahkan negara maju sekalipun. Mengutip dari laman KBBI, pengemis berarti orang yang meminta-minta. Sementara, kata mengemis, memiliki arti meminta-minta sedekah dengan merendah dan penuh harapan.  Keberadaan pengemis tidaklah instan, melainkan melalui proses sejak ratusan tahun lalu.

Dikutip dari Smithsonian Magazine, pengemis mulai menyebar ke seluruh kota AS dan Inggris sekitar abad ke-18 hingga 19. Penulis Jack London kala itu mengobservasi lebih dekat tentang penyebaran pengemis, yang dilihat sebagai sebuah kesengsaraan sosial. Sedangkan penulis lainnya, KK Bentwick, menyebut para pengemis tanpa malu memaksa orang-orang di sekitar mereka untuk mengasihani hingga menjalin pertemanan dengan pengemis. 

Pada masa itu, jumlah pengemis diperkirakan mencapai 60.000 orang, sebagian besar dari mereka juga sebagai pencuri.

Pada 1847, surat kabar Inggris, Lady’s Newspaper, bahkan mengeklaim jumlah pengemis pada masa itu melebihi angka 60.000 orang. Pada abad ke-18, pengemis dan gelandangan di London dapat terkena hukuman cambuk, penjara, hingga kerja paksa. Mirisnya, pengemis tersebut juga ada yang merupakan perempuan dan anak-anak. Mengemis adalah cara yang dilakukan sebagian masyarakat untuk bertahan hidup.

Keberadaan pengemis juga terdeteksi sejak era Romawi Kuno, tepatnya pada masa awal masehi. Wondrium Daily menyebut, pengemis pada masa itu berasal dari masyarakat miskin. Sebab, pada abad ke-1 dan ke-2, persentase warga miskin cukup banyak di negara itu. 

Umumnya, orang miskin di Romawi Kuno tidak memiliki keterampilan khusus, sehingga mereka bekerja secara serabutan atau melakukan pekerjaan kasar. Namun, saat mereka tidak mampu bekerja atau tidak mendapatkan pekerjaan, mengemis adalah jalan terakhir yang mereka lakukan.

Pengemis saat itu tersebar di wilayah perkotaan dan perdesaan Romawi Kuno dengan jumlah hingga puluhan ribu. Biasanya, para budak yang bekerja untuk masyarakat kaya raya memberikan sedikit penghasilan kepada pengemis. Pemberian tersebut bisa saja dilakukan atas inisiatif budak itu sendiri, maupun atas perintah tuannya.

Pengemis profesional juga terdeteksi di Romawi Kuno. Mereka yang masuk dalam kategori pengemis profesional adalah para pendeta yang mengandalkan sedekah dari masyarakat untuk bertahan hidup. Selain itu, ada pula filsuf Cynic yang berasal dari kaum Cynic. Mereka menolak semua barang duniawi dan mengemis secara agresif hingga cenderung memaksa orang-orang. Mereka juga menyebarkan filosofi kemiskinan, sehingga membuat masyarakat bersedekah.

Hingga detik ini, pengemis terus menyebar dan ada di hampir seluruh negara di dunia. Salah satunya Amerika Serikat. Di negara ini, pengemis disebut juga sebagai homeless atau orang tidak memiliki tempat tinggal atau tunawisma. 

Editor : Anton Suhartono
Artikel Terkait
Internasional
8 jam lalu

Amerika Tetap Kirim Delegasi ke KTT G20 Afrika Selatan, tapi...

Internasional
14 jam lalu

Presiden Maduro Sebut Ada yang Memprovokasi Trump untuk Menyerang Venezuela

Internasional
18 jam lalu

Datangi Gedung Putih, Ini yang Ingin Disampaikan Zohran Mamdani kepada Trump

Internasional
21 jam lalu

Tak Pernah Akur, Trump-Zohran Mamdani Sepakat Bertemu di Gedung Putih

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal