BAKU, iNews.id – Otoritas kesehatan Azerbaijan mengeluarkan izin uji klinis yang pertama bagi kombinasi vaksin Sputnik V buatan Rusia dengan vaksin AstraZeneca buatan Inggris. Langkah tersebut diungkapkan oleh Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), Selasa (9/2/2021) malam waktu setempat.
“RDIF, Pusat Riset Gamaleya (pengembang Sputnik V), AstraZeneca, dan R-Pharm sebelumnya menandatangani nota kesepakatan kerja sama pengembangan vaksin, yang diumumkan pada Desember 2020 dalam pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin,” ungkap RDIF dalam keterangan persnya.
Perusahaan asal Rusia, R-Pharm menyatakan, mereka telah bekerja sama dengan Azerbaijan dalam beberapa tahun belakangan. R-Pharm juga mendirikan pabrik produksi di negara bekas Uni Soviet itu pada 2019. Selanjutnya, pada 2020, perusahaan itu mendaftarkan dua obat untuk pasien Covid-19, yakni Artlegia dan Coronavir.
Uji klinis di Azerbaijan bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan vaksin corona kombinasi Sputnik V dan AstraZeneca dalam memicu respons imun (imunogenisitas). Tak hanya, Azerbaijan, pengujian itu akan berlangsung selama 6 bulan di beberapa negara dengan masing-masing 100 relawan.
“Kemitraan untuk uji klinis kombinasi vaksin AZD1222 (milik AstraZeneca, red) dengan vektor adenovirus Ad26 dari vaksin Sputnik V menjadi contoh yang pertama dan sangat penting bagi kerja sama semacam ini di dunia,” kata Pimpinan Eksekutif RDIF, Kirill Dmitriev.