Sejak awal pertempuran, Armenia menuduh Turki mengirim tentara bayaran dari Suriah untuk berperang bersama pasukan Azerbaijan.
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan pada Jumat lalu mengatakan kepada surat kabar Prancis, Le Figaro, Turki mengirim ribuan tentara bayaran dari Suriah utara.
Presiden Prancis Emmanuel Macron akan meminta penjelasan Turki terkait pelibatan apa yang disebutnya dengan para jihadis ke Azerbaijan.
"Garis merah telah dilintasi, yang tidak bisa diterima," kata Macron, beberapa hari lalu.
Sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari Turki, namun Azerbaijan menepis laporan tersebut.
Hajiyev mengatakan ada potongan informasi yang salah terhadap negaranya soal keterlibatan tentara asing.
"Kami menolak sepenuhnya, Azerbaijan tidak membutuhkan pejuang asing karena memiliki angkatan bersenjata profesional dan kami juga memiliki pasukan cadangan yang cukup," ujarnya.