Penyelidik PBB sebelumnya menuduh Rwanda dan Uganda mendukung kelompok itu. Namun pernyataan itu dibantah oleh kedua negara.
Tentara Kongo dalam sebuah pernyataan mengatakan, mereka sedang bekerja dengan cepat membangun kembali otoritas negara di Tshanzu dan Runyonyi. Kedua desa strategis itu merupakan benteng terakhir M23 sebelum diusir dari Kongo pada 2013.
Ada upaya regional dalam beberapa tahun terakhir untuk membuat M23 didemobilisasi. Tetapi para pemimpin mengeluh tentang implementasi perjanjian damai yang lambat dan menuduh tentara Kongo mengobarkan perang melawannya.
"Organisasi kami, M23, yang telah sabar menunggu sembilan tahun untuk pelaksanaan proses perdamaian, menyesalkan opsi kekerasan yang mengerikan ini," kata juru bicara M23, Willy Ngoma dalam sebuah pernyataan pekan lalu.
Seorang juru bicara M23 tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar pada hari Senin lalu.