WASHINGTON, iNews.id - Balon China yang melintasi wilayah Amerika Serikat (AS) pada Februari lalu dilaporkan berhasil mengumpulkan data intelijen dari beberapa fasilitas militer. Balon itu ditembak jatuh jet tempur F-22 Raptor Angkatan Udara (AS) AS setelah memasuki perairan Samudera Atlantik.
Mengutip tiga pejabat senior AS, NBC News melaporkan balon itu sempat mengumpulkan data dari beberapa fasilitas militer.
Para pejabat mengatakan, balon bahkan terbang membentuk formasi angka 8 yang berarti sempat berputar-putar di lokasi untuk mengumpulkan data seakurat mungkin.
“(Data) Intelijen yang dikumpulkan China sebagian besar berasal dari sinyal elektronik, yang bisa diperoleh dari sistem senjata termasuk komunikasi personel di pangkalan, bukan foto,” kata beberapa pejabat, seperti dilaporkan kembali Reuters, Senin (3/4/2023).
Awalnya para pejabat AS sempat meremehkan dampak balon tersebut terhadap keamanan nasional. Namun kemudian menyadari akan dampaknya, apalagi setelah mengetahui melintas di atas fasilitas militer.
Balon terbang selama sepekan di langit AS dan Kanada pada awal Februari sebelum ditembak jatuh atas perintah Presiden Joe Biden.