"Saya berharap orang-orang yang terlantar akibat banjir dapat kembali ke rumah mereka sebelum musim dingin; (jika tidak) mereka akan terkena penyakit pernapasan dan pneumonia jika tinggal di tenda," katanya.
Ratusan ribu orang Pakistan yang meninggalkan rumah akibat banjir, terpaksa tinggal di kamp-kamp pemerintah atau di tempat terbuka.
Di beberapa tempat, genangan air banjir mungkin membutuhkan waktu 2-6 bulan untuk surut. Akibatnya, penyakit seperti infeksi kulit dan mata, diare, malaria, tipus dan demam berdarah terus meluas.
Krisis yang terjadi di Pakistan berada dalam situasi yang sangat buruk. Adanya krisis ekonomi yang ditopang oleh pinjaman dari Dana Moneter Internasional, negara ini tidak memiliki sumber daya untuk mengatasi dampak jangka panjang dari banjir.
Hampir 1.700 orang tewas dalam banjir yang disebabkan oleh hujan lebat dan gletser yang mencair. Pakistan memperkirakan biaya kerusakan mencapai 30 miliar dolar AS. Pemerintah serta PBB menyalahkan bencana tersebut pada perubahan iklim.
"Lebih dari 340 orang telah meninggal karena penyakit yang disebabkan oleh banjir," kata pihak berwenang.