CHICAGO, iNews.id – Turbulensi hebat yang dialami maskapai Singapore Airlines, Selasa (21/5/2024), menyebabkan satu penumpang meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka. Insiden itu semakin menegaskan pentingnya penggunaan sabuk pengaman selama penerbangan.
Penerbangan London-Singapura mengalami turbulensi hebat di Samudra Hindia. Posisi pesawat langsung turun sejauh 6.000 kaki (sekitar 1.800 meter) hanya dalam waktu sekitar tiga menit, sebelum mendarat darurat di Bangkok.
Layanan prakiraan cuaca AccuWeather menyebutkan, data satelit dan petir menunjukkan adanya “badai petir eksplosif” yang berkembang di dekat jalur penerbangan. Badai petir dapat membuat pilot hanya memiliki sedikit waktu untuk meresponsnya.
Maskapai penerbangan diwajibkan oleh undang-undang untuk menyalakan tanda sabuk pengaman saat lepas landas dan mendarat. Akan tetapi masing-masing maskapai penerbangan memiliki prosedur sendiri untuk menghadapi turbulensi di udara.
Reuters melansir, seorang saksi mata yang mengikuti penerbangan Singapore Airlines kemarin mengatakan banyak orang yang tidak mengenakan sabuk pengaman terlempar ke sekitar kabin ketika pesawat terguncang. “Banyak yang kepalanya terbentur,” ujarnya.