Para ilmuwan dapat memastikan asal usul batu tersebut setelah membandingkannya dengan sampel yang dibawa oleh misi luar angkasa Amerika Serikat ke Bulan, Apollo.
"Pada 1960-an dan 1970-an, program Apollo membawa kembali sekitar 400 kilogram batuan bulan. Mereka dan para ilmuwan mampu menganalisis komposisi kimia dan isotop dan menentukan bahwa mereka cocok dengan meteorit tertentu," kata Hyslop.
Batuan dari bulan, kata dia, merupakan meteorit langka. Hyslop menyebut hanya 1 dari 1.000 meteorit yang berasal dari bulan.
"Kami berharap ada minat internasional yang tinggi, dari kalangan museum sejarah alam. Ini merupakan piala luar biasa bagi siapa saja yang tertarik dengan sejarah ruang angkasa atau eksplorasi bulan," tuturnya.