Komisioner dinas kesehatan negara bagian New York Howard Zucker, kepada New York Times, mengatakan, para ahli masih mendalaminya.
Sebagian besar dari 15 anak mengalami demam, muntah, dan diare. Sejak dirawat di rumah sakit, lima dari mereka membutuhkan ventilator untuk membantu pernapasan. Sebagian besar dari 15 pasien juga harus menggunakan alat bantu tekanan darah.
Penyakit ini menjadi pembicaraan dalam beberapa pekan terakhir karena muncul di daerah-daerah dengan kasus virus corona tinggi, termasuk di Eropa.
Belum ada laporan apakah sindrom ini juga menyerang anak-anak di wilayah AS lainnya atau tidak.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun angkat bicara.
"Ada beberapa deskripsi langka pada anak-anak di beberapa negara Eropa yang memiliki sindrom peradangan ini, mirip dengan sindrom Kawasaki, tapi tampaknya sangat langka,” kata Maria Van Kerkhove, ilmuwan WHO.
Covid-19 cenderung lebih berbahaya bagi penderita berusia tua atau mereka yang memiliki penyakit bawaan, ketimbang anak-anak. Meski demikian ada beberapa kasus pada anak yang tergolong parah, bahkan menyebabkan kematian. Di New York saja virus corona telah merenggut enam nyawa anak-
anak.