Sejumlah tokoh menilai kasus ini tak bisa dianggap sepele. Warga Malaysia, Shahriful Saiful (26), menegaskan kesalahan tersebut mencederai rasa hormat terhadap simbol negara.
“Sejak sekolah kita diajarkan cara mengibarkan bendera dengan benar. Kalau terbalik, pasti ada maksud tertentu,” ujarnya.
Profesor Kartini Aboo Talib dari Universitas Kebangsaan Malaysia melihat masalah ini sebagai cerminan kurangnya pemahaman dan apresiasi terhadap bahasa Melayu, patriotisme, dan pembangunan bangsa di sebagian komunitas non-Melayu.
Di sisi lain, Sekjen Partai Aksi Demokratik (DAP) Anthony Loke mengecam tekanan publik yang meminta Kejaksaan Agung menuntut Pang. Sebagai bentuk solidaritas, partainya mengibarkan bendera raksasa di luar toko Pang serta membagikan 831 bendera gratis kepada warg, angka yang merepresentasikan tanggal Hari Kemerdekaan, 31 Agustus.