TEL AVIV, iNews.id - Benjamin Netanyahu resmi dilantik sebagai perdana menteri Israel, Kamis (29/12/2022). Dia berhasil membentuk pemerintahan yang terdiri atas kelompok nasionalis dan keagamaan Yahudi. Kelompok ini memenangkan pemilu pada November lalu dan menguasai 63 dari 120 kursi parlemen Knesset.
Partai-partai yang masuk koalisi pemerintahan termasuk Zionisme Religius dan Kekuatan Yahudi. Mereka menentang berdirinya negara Palestina serta bertekad memperluas permukiman Yahudi dengan merampas tanah warga Palestina di Tepi Barat. Kebijakan-kebijakan kelompok ini kerap memicu kritikan, bukan hanya di dalam negei, tapi luar negeri karena mengganggu proses perdamaian Israel-Palestina.
Namun Netanyahu berulang kali berjanji untuk mempromosikan toleransi dan mengupayakan perdamaian. Dia mengatakan kepada parlemen Knesset akan menjadikan penyelesaian konflik Israel-Arab sebagai prioritas utamanya.
Pernyataannya itu memicu cemoohan lawan politik di parlemen dengan menganggapnya lemah. Menurut kubu oposisi, Netanyahu harus membuat kesepakatan untuk mendapat mitra baru karena partai-partai kelompok tengah memboikotnya terkait kasus korupsi. Kebijakan-kebijakan pemerintah tetap harus mendapat persetujuan mayoritas parlemen.
Uniknya, meski kelompok sayap kanan Netanyahu menentang LGBT, para politisi koalisi di parlemen memilih Amir Ohana, seorang loyalis Netanyahu yang blak-blakan mengakui dirinya gay, sebagai ketua Knesset yang baru.