“Belum ada pengurangan paralel dan berkelanjutan dari jumlah hulu ledak nuklir yang tersedia untuk digunakan,” kata Matt Korda, dari Federasi Ilmuwan AS, salah satu kontributor untuk lembaga monitor.
Pada 2007, penurunan persediaan hulu ledak nuklir yang bisa digunakan sewaktu-waktu di seluruh dunia melambat.
“Jumlah hulu ledak nuklir pada global usable stockpile bahkan sudah mulai meningkat lagi sejak titik terendahnya pada 2017 yakni sebanyak 9.227 hulu ledak,” kata Korda.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa China, India, Korea Utara, dan Pakistan, meningkatkan total persenjataan mereka tahun lalu.
Inggris mengumumkan potensi peningkatan signifikan. Demikian pula dengan Rusia yang melanjutkan tren selama beberapa tahun terakhir dengan meningkatkan persediaan.
Stok yang dapat digunakan AS sedikit meningkat pada 2019 namun menurun lagi pada 2020 dan 2021, sementara stok Prancis dan Israel konstan.
Tidak ada kemajuan lebih lanjut dalam perlucutan senjata nuklir kecuali negara-negara pemilik membuat kesepakatan baru. Namun lembaga monitor sejauh ini tidak menemukan bukti negara-negara pemilik punya keinginan melakukan perlucutan atau membuat rencana baru.