"Kita memohon dukungan dari rekan sesama murid untuk mendorong agar mata pelajaran penting ini dikembalikan."
Hingga Senin (13/11/2018) sore, lebih dari 4.600 orang dari 5.000 yang ditargetkan memberikan dukungan petisi.
Termasuk yang mendukung petisi ini adalah George Quinn, profesor dari kajian Indonesia di Australian National University (ANU) di Canberra.
Dia berharap petisi ini dapat membuat pihak sekolah memikirkan kembali sebelum membuat keputusan di tahun depan.
"Sangat disesalkan karena tinggal dua sekolah lanjutan atas di ACT yang kelas 11 dan 12-nya masih mengajarkan bahasa Indonesia," ujar Quinn, kepada ABC News, Selasa (13/11/2018).