FUTABA, iNews.id – Para pekerja memulai membersihkan radiasi dan merekonstruksi Kota Futaba, Prefektur Fukushima, enam tahun lebih setelah gempa dahsyat 9 Skala Richter (SR) mengguncang Jepang, disusul dengan terjangan tsunami setinggi 10 meter.
Gempa tersebut merusak reaktor nuklir di PLTN Fukushima Daiichi dan dampak radiasi dirasakan di kota-kota sekitarnya.
Ini merupakan program pemerintah untuk merekonstruksi kota yang terkontaminasi radioaktif dari PLTN Fukushima hingga musim semi 2022. Perusahaan listrik Tokyo Electric Power Company Holdings (Tepco) selaku operator PLTN Fukushima Daiichi menanggung biaya rekonstruksi tersebut.
Sekitar 96 persen daerah di Futaba masuk kategori zona berbahaya dan belum layak dihuni pascagempa dan tsunami. Petugas khusus ditempatkan di penjuru kota untuk berjaga-jaga.
Selain Futaba, kota Okuma yang merupakan tempat berdirinya kompleks Fukushima Daiichi juga bernasib sama. Ada tujuh kota lain yang juga belum layak dihuni seperti halnya Futaba. Sebagian besar daerah itu masuk dalam zona bahaya.