HAVANA, iNews.id - Di Kuba, warga menggunakan kondom untuk berbagai hal. Mulai dari untuk memancing ikan, membantu proses pembuatan minuman anggur, memperbaiki kebocoran, hingga bahkan untuk mengikat rambut.
Di negara komunis ini, alat kontrasepsi itu disulap menjadi alat multifungsi. Kekurangan barang-barang kebutuhan mendasar mengharuskan warga Kuba memutar otak untuk memanfaatkan barang yang ada.
Sanksi perdagangan dari Amerika Serikat (AS) yang sudah berlangsung puluhan tahun dan disfungsi perekonomian terpusat mengakibatkan toko-toko di Kuba sering kosong melompong tanpa barang dagangan.
Dan ketika barang tersedia, barang-barang impor tersebut dijual dengan harga sangat mahal oleh negara atau di pasar gelap hingga tidak akan mampu dibeli oleh warga Kuba yang rata-rata berpenghasilan 30 dolar AS atau Rp439 ribu per bulannya.