Biografi Nick Vujicic, Motivator Dunia Inspiratif Tak Punya Tangan dan Kaki

Andrea Fairuz
Nick Vujicic merupakan motivator yang inspiratif (Foto: Facebook Nick Vujicic)

Masa Muda Nick Vujicic

Pada kasus Nick, ini berarti bahwa dia tidak memiliki lengan yang normal atau kaki yang melekat pada tubuhnya. Namun, dia memiliki dua kaki kecil yang sering digunakan sebagai alat bantu. 

Kondisi fisiknya menghadirkan banyak tantangan fisik sepanjang hidupnya. Dia tidak memiliki anggota tubuh yang dapat digunakan untuk berjalan, memegang, atau melakukan tugas-tugas sehari-hari yang biasa dilakukan oleh orang lain. Meskipun begitu, Nick telah belajar untuk mengatasi banyak keterbatasan ini dengan menggunakan lengan palsu dan teknologi adaptif.

Di balik dukungan dan segala optimisme kedua orangtuanya, ketika Nick lahir dengan disabilitas, Boris dan Dushka memiliki kekhawatiran tentang bagaimana Nick akan menjalani hidup normal di dunia yang besar ini. Terlebih, saat Nick menginjak usia sekolah yang cukup membuatnya terpojok.

Sepanjang masa kecilnya, Nick tidak hanya menghadapi tantangan di sekolah dengan masalah bully yang menimpanya, tapi dia juga dihadapkan dengan kesepian dan depresi. Bahkan dia seringkali bertanya-tanya mengapa hanya dia yang berbeda? Kenapa hanya dia yang terlahir tanpa lengan dan kaki? Pun, ia juga bertanya apa tujuan di balik hidupnya atau apakah dirinya memang memiliki tujuan?

Di usia 7 tahun, Nick mencoba beberapa lengan serta tangan elektronik yang dirancang khusus dengan harapan ia akan menjadi seperti anak-anak lainnya yang punya tangan. 

Namun, selama percobaan singkat itu, dia menyadari bahwa dengan benda logam itu ia masih bukan siapa-siapa di lingkungannya. Selain itu, alat tersebut juga sangat berat baginya dan susah untuk digunakan.

Ketika lebih dewasa, Nick belajar mengatasi kedisabilitasan dan mulai mampu melakukan hal-hal dengan mandiri. 

Ia beradaptasi dengan situasi yang dialami dan menemukan cara untuk mengerjakan tugas-tugas yang melibatkan anggota tubuh mereka, seperti menggosok gigi, mencuci rambut, mengetik di papan ketik, berenang, berolahraga, dan masih banyak lagi. Seiring berjalannya waktu, Nick mulai menerima dirinya dan situasi yang akan dihadapi ke depannya.

Saat SMP, Nick berhasil menjadi kapten di sekolah dan bergabung dengan OSIS untuk menyelenggarakan kampanye serta galang dana bagi badan amal lokal dan kampanye disabilitas.

Setelah lulus dari sekolah menengah, Nick melanjutkan pendidikannya di Griffith University di Queensland, Australia. Di sana, dia memperoleh gelar Sarjana Bisnis (Bachelor of Commerce). Pada usia 19 tahun, Nick mulai mewujudkan mimpinya untuk dapat menyemangati orang lain dan memberi mereka harapan, melalui pidato motivasi dan menceritakan kisahnya. 

“Aku menemukan tujuan keberadaanku, dan juga tujuan dari keadaanku. Ada tujuan mengapa kamu berada di dalam api.” Nick dengan sepenuh hati percaya bahwa ada tujuan dalam setiap rintangan yang kita hadapi dalam hidup kita dan bahwa sikap kita terhadap pergumulan tersebut dapat menjadi satu-satunya faktor paling efektif dalam mengatasinya.

Editor : Muhammad Fida Ul Haq
Artikel Terkait
Nasional
8 hari lalu

Mengejutkan! WNI di Australia Ungkap Gibran Akui Tak Tamat Studi di Insearch Sydney

Internasional
11 hari lalu

Heboh, Jenazah Turis Australia Dipulangkan dari Bali Tanpa Jantung

Internasional
13 hari lalu

Israel Makin Terpojok, Bakal Balas Negara-Negara yang Akui Palestina

Internasional
13 hari lalu

Negara Barat Akui Negara Palestina, Hamas: Rakyat Berhak Mendapatkan Kembali Tanahnya

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal