Padahal, lanjut dia, sangat penting untuk bisa mendengarkan dan berinteraksi langsung dengan masyarakat di penjuru negeri. Dengan begitu, masyarakat akan percaya bahwa pemerintah benar-benar melihat dan mendengar mereka.
Sebagai wakil presiden, Harris, ditugaskan menangani krisis imigran. Harris juga dikritik atas kegagalannya mengunjungi perbatasan selama lebih dari 3 bulan sejak dilantik untuk menangani masalah tersebut.
Bukan hanya itu Harris menghadapi tuduhan intimidasi serta memperlakukan stafnya secara buruk. Dampaknya, tingkat popularitas Harris anjlok. Jajak pendapat yang digelar bulan lalu menempatkan peringkat popularitas Harris hanya 28 persen. Surat kabar Telegraph menyebut Harris sebagai wakil presiden paling tidak populer setidaknya sejak 1970-an.