Sejauh ini belum ada pihak yang bertanggung jawab, namun pihak keamanan mencurigai para pelakunya merupakan kelompok Abu Sayyaf.
"Mereka ingin menunjukkan kekuatan dan menebar kekacauan," kata kepala kepolisian Filipina, Oscar Albayalde, kepada radio DZMM.
Provinsi Sulu merupakan wilayah di Mindanao di mana banyak warganya menolak hasil referendum. Namun belum diketahui apakah insiden ini terkait dengan hasil referendum atau tidak.
Hasil referendum yang diumumkan pada Jumat lalu mengisyaratkan muslim di Mindanao berhak membentuk pemerintahan otonomi baru yang kemungkinan akan diberi nama Bangsamoro. Pemilihan itu menunjukkan hasil meyakinkan dengan 1,7 juta penduduk mendukung dan sekitar 254.600 menolak.
Referendum ini diadakan sebagai hasil kesepakatan damai antara pemerintah dengan Front Pembebasan Islam Moro (MILF).
Pihak berwenang sebelumnya menyatakan harapan bahwa referendum ini menjadi solusi politik untuk mengakhiri konflik selama 40 tahun antara separatis dan tentara Filipina yang telah merenggut 150.000 nyawa.