"Hasil pendeteksian terhadap sejumlah kecil kasus kemungkinan mengindikasikan penularan yang lebih luas di negara lain. Singkatnya, kita mungkin melihat fenomena gunung es," ujarnya, menambahkan.
Penyebaran virus korona di luar China memang lambat, namun jika fenomena ini benar adanya, Tedros mengkhawatirkan kasus infeksi bisa lebih cepat lagi.
"Pencegahan tetap menjadi tujuan kami, tapi semua negara harus membuat jendela peluang sebagai strategi untuk mencegah dan mempersiapkan kemungkinan kedatangan virus," ujaranya.
Saat ini ada lebih dari 350 kasus virus korona di hampir 300 negara dan wilayah di luar China dengan dua kematian, yakni masing-masing di Filipina dan Hong Kong.
Beberapa negara melarang masuk warga asing yang memiliki riwayat perjalanan dari China. Sebagian lainnya memberlakukan karantina selama 14 hari.
Maskapai besar internasional telah menghentikan sementara penerbangan menuju dan dari China.
Sebelumnya WHO menyatakan penambahan jumlah harian penderita virus korona di China sudah stabil. Namun badan PBB itu memperingatkan masih terlalu dini untuk menyimpulkan wabah virus korona sudah mencapai puncaknya.