"Kamu tahu aturannya," katanya.
Anggota kelompok feminis bertopeng yang menyebut diri mereka "The Black Bloc" sering memecahkan jendela di gedung-gedung dan halte bus selama pawai yang disebut selama tiga tahun terakhir memprotes pembunuhan perempuan.
Pada September 2020, kelompok itu mengambil alih kantor komisi hak asasi manusia bersama dengan kerabat korban kejahatan. Keluarga korban menuntut kasus mereka diselidiki.
Komisi mengatakan telah bekerja dengan keluarga untuk memenuhi tuntutan mereka. Namun komisi itu mengatakan itu bukan pertama kalinya orang yang lewat menjadi korban kelompok radikal.
“Komnas prihatin dengan kejadian yang terjadi di sekitar lokasi. Sejumlah korban telah mengajukan pengaduan dan mendokumentasikan serangan tersebut kepada publik," kata komisi itu dalam sebuah pernyataan.