Donadoni mengaitkan terawatnya buku kuno itu dengan iklim kering di Mesir. Dia pun mengungkapkan, hanya sedikit buku dari abad ke-3 dan ke-4 yang masih bertahan hingga saat ini.
“Semua penemuan utama manuskrip Kristen yang kita miliki pada abad ke-20 dan akhir abad ke-19 semuanya terkonsentrasi di Mesir karena kondisi iklim yang sangat tepat,” tuturnya.
Kodeks tersebut ditemukan di Mesir pada 1950-an dan diakuisisi oleh Universitas Mississippi di AS hingga 1981. Kolektor manuskrip asal Norwegia, Dr Martin Schoyen, memperolehnya pada 1988 dan sekarang sedang melelangnya bersama beberapa koleksi Shoyen miliknya, salah satunya salah satu koleksi manuskrip pribadi terbesar di dunia.
Kodeks itu dipamerkan di Christie’s New York mulai 2 April hingga 9 April dan akan dilelang di London pada 11 Juni.