NEW YORK, iNews.id - Calon Wali Kota New York Zohran Mamdani menyampaikan pidato emosional menanggapi berbagai serangan terhadapnya, menjelang pemilihan awal di Partai Demokrat dan pencoblosan pada awal bulan depan.
Dia mendapat tudingan rasis dan tak berdasar, baik dari sesama pesaing dari Demokrat maupun politisi Partai Republik.
Berbicara di luar sebuah masjid di Bronx, Jumat (24/10/2025), Mamdani mengkritik para pesaingnya karena menunjukkan kebencian. Dia menegaskan sikap Islamofobia yang ditunjukkan para pesaing tidak hanya memengaruhi dirinya sebagai calon wali kota dari Partai Demokrat, tapi juga hampir 1 juta Muslim di Kota New York.
"Menjadi Muslim di New York berarti menghadapi penghinaan, tapi penghinaan tidak membuat kita berbeda. Banyak warga New York yang menghadapinya. Toleransi terhadap penghinaan itulah yang membedakannya," kata Mamdani, seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (25/10/2025).
Mamdani mengatakan, meski telah berusaha memfokuskan kampanye pada beberapa isu penting seperti kondisi sosial-ekonomi, lawan-lawannya justru ingin menjatuhkannya dengan mengangkat masalah Islamofobia.
Pesaing utamanya, mantan Gubernur Negara Bagian New York Andrew Cuomo, mengejeknya dalam siaran radio. Dia
tertawa setelah host radio Sid Rosenberg mengatakan bahwa Mamdani akan bersorak jika serangan 11 September terulang lagi.
Cuomo merupakan politisi Partai Demokrat yang dikalahkan Mamdani dalam pemilihan pendahuluan Demokrat pada Juni lalu. Dia sependapat dengan Rosenberg soal serangan 11 September.
Basim Elkarra, direktur eksekutif kelompok advokasi Muslim CAIR Action, menyebut pernyataan Cuomo di radio tersebut dengan keji dan berbahaya.
"Dengan menyetujui pembawa acara radio rasis yang mengatakan seorang pejabat terpilih Muslim akan 'bersorak' jika serangan 9/11 berulang, Cuomo telah melewati batas moral," kata Elkarra.
Menurut dia, sikap Cuomo yakni melakukan ujaran kebencian menunjukkan siapa dia sebenarnya dan bagaimana dia memimpin.
"Seseorang yang lebih suka membuat ketakutan daripada mempersatukan orang,” ujarnya.
Mamdani juga mengatakan dia difitnah oleh calon dari Partai Republik Curtis Sliwa di panggung debat. Saat itu Sliwa menyebutnya sebagai pendukung jihad global.
Buan hanya itu, dia menjadi bahan olok-olok pada iklan Komite Aksi Politik Super yang menyebutnya sebagai teroris.
“Menyiratkan bahwa saya seorang teroris atau mengejek cara saya makan," ujarnya.
Lebih lanjut Mamdani bercerita tentang penderitaan yang dialami keluarganya setelah serangan 11 September.
"Bibi berhenti naik kereta bawah tanah setelah 11 September karena merasa tidak aman menggunakan jilbabnya,” tuturnya.
Peristiwa lain, seseorang menyemprotkan cat dengan tulisan teroris di pagar rumahnya.