JAKARTA, iNews.id - Melihat kengerian dan kekejaman yang diterima para tahanan di Camp 22 Korea Utara. Kejahatan dapat terjadi di berbagai tempat. Untuk mengurangi tingkat kejahatan, setiap negara menetapkan undang-undang untuk mengatur warganya.
Salah satu bentuk hukuman yang diterapkan di berbagai negara adalah penjara. Di Korea Utara, sebuah negara yang dikenal sangat tertutup, terdapat kebijakan hukuman yang berbeda dengan negara lain.
Setelah Perang Korea yang terjadi antara tahun 1950 hingga 1953, Korea Utara diperintah oleh Kim Il Sung dan menjadi negara komunis. Negara ini memiliki banyak peraturan dan hukuman yang unik.
Salah satu penjara yang terkenal di Korea Utara adalah Kamp Konsentrasi Hoeryong atau dikenal sebagai Camp 22.
Menurut Koreaboo, Camp 22 utamanya diisi oleh tahanan politik. Di sini, tahanan politik bukanlah pelaku kejahatan biasa, melainkan orang-orang yang dianggap sebagai bagian dari kelompok musuh negara.
Di Korea Utara, terdapat peraturan untuk memenjarakan seluruh anggota keluarga tahanan, tidak hanya tahanan itu sendiri, tetapi juga tiga generasi keturunannya yang akan datang.
Camp 22 berlokasi di Kabupaten Hoeryong, provinsi Hamgyong Utara, di bagian timur laut Korea Utara, berdekatan dengan perbatasan Tiongkok. Lokasinya berada di lembah yang luas dengan banyak lembah samping, dikelilingi oleh pegunungan dengan ketinggian antara 400 hingga 700 meter.
Gerbang barat daya kamp terletak sekitar 7 kilometer di sebelah timur laut pusat kota Hoeryong, sedangkan gerbang utama terletak sekitar 15 kilometer di sebelah tenggara Kaishantun di provinsi Jilin, Tiongkok. Batas barat kamp sejajar dengan Sungai Tumen, yang menjadi perbatasan dengan Tiongkok.
Kamp ini didirikan sekitar tahun 1965 di Haengyong-ri, dan kemudian diperluas ke wilayah Chungbong-ri dan Sawul-ri pada tahun 1980-an dan 1990-an. Jumlah tahanan meningkat secara signifikan pada tahun 1990-an ketika tiga kamp penjara lain di provinsi Hamgyong Utara ditutup dan para tahanan dipindahkan ke Kamp 22.
Luas Kamp 22 sekitar 225 kilometer persegi. Kamp ini dikelilingi oleh pagar listrik dengan tegangan 3300 volt di bagian dalam, dan pagar kawat berduri di bagian luar, dengan adanya jebakan dan paku tersembunyi di antara kedua pagar tersebut.
Kamp tersebut diawasi oleh sekitar 1.000 penjaga dan 500-600 petugas administrasi. Para penjaga dilengkapi dengan senapan otomatis, senapan mesin, granat tangan, pentungan, cambuk, dan anjing pelacak yang terlatih.
Pada dekade 1990-an, diperkirakan terdapat sekitar 50.000 orang tahanan di kamp tersebut. Mayoritas tahanan merupakan orang-orang yang mengkritik pemerintah, dianggap tidak dapat diandalkan secara politik (seperti tawanan perang dari Korea Selatan), dan orang yang kembali dari Jepang, serta anggota senior partai yang telah diasingkan.
Mereka sering kali dipenjara bersama dengan seluruh anggota keluarga mereka, termasuk anak-anak dan orang tua, bahkan termasuk anak-anak yang lahir di dalam kamp. Semua tahanan ditahan hingga meninggal dunia; mereka tidak pernah dibebaskan.
Kekejaman yang terjadi di Camp 22 telah terdengar di seluruh dunia. Penjara ini melakukan penyiksaan dan eksploitasi terhadap para tahanan, termasuk melakukan operasi dan eksperimen medis pada mereka.