TAIPEI, iNews.id - Pintu Taiwan akan selalu terbuka untuk berinteraksi dengan Beijing, karena perdamaian sangat berharga dan perang tidak akan ada pemenangnya. Hal itu disampaikan oleh calon presiden dari Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa, Lai Ching Te, Selasa (9/1/2023).
"Pintu kami akan selalu terbuka untuk menjalin hubungan dengan Beijing berdasarkan prinsip kesetaraan dan martabat. Kami siap dan bersedia terlibat demi kesejahteraan bersama masyarakat di kedua sisi Selat Taiwan," kata Lai kepada wartawan seperti dikutip media.
Politikus tersebut menuturkan, perdamaian tidak ternilai harganya. Sementara dalam perang, yang menang jadi arang dan yang kalah jadi abu. Tak yang menang, melainkan semuanya sama-sama binasa.
Taiwan akan mengadakan pemilihan presiden (pilpres) pada Sabtu (13/1/2024) ini. Presiden petahana Taiwan, Tsai Ing Wen, tidak lagi memenuhi syarat untuk dipilih kembali karena dia telah menjabat dua periode berturut-turut sebagai kepala negara pulau itu.
Pada April lalu, DPP secara resmi mencalonkan Lai, yang juga ketua partai tersebut, sebagai presiden Taiwan berikutnya. Pada November, dia mencalonkan mantan utusan Taiwan untuk Amerika Serikat, yang disetujui oleh Beijing, Hsiao B Khim, sebagai calon wakil presiden.
Taiwan telah diperintah secara independen dari daratan China sejak 1949. Akan tetapi, Beijing memandang pulau itu sebagai provinsinya. Sementara Taiwan–sebuah wilayah dengan pemerintahan demokratis–menyatakan diri sebagai negara otonom, kendati tidak mendeklarasikan kemerdekaannya secara eksplisit.
Beijing juga menentang kontak resmi negara-negara asing dengan Taipei dan menganggap kedaulatan China atas pulau itu tidak dapat disangkal.