“Menjadikan karakter ini sebagai titik fokus kampanye sama saja memperhalus masalah yang sangat nyata. Fokuslah dari sudut pandang bahwa ini adalah kejahatan, biarkan orang mesum ini tahu bahwa mereka bisa masuk penjara," demikian komentar lainnya.
Terlepas dari itu, pemenang desain gambar emblem, tak disebutkan identitasnya, menjelaskan kepada penyelenggara bahwa dia berharap karyanya bisa membantu para perempuan untuk terhindar dari pelecehan.
Di emblem itu juga ada tulisan "Meraba-raba merupakan kejahatan" dan "Kami tidak akan diam dengan kondisi ini."
Akika Saito, penasihat kompetisi, mengatakan, pelecehan bukan dilandasi semata oleh kecenderungan terhadap seragam, tapi ada anggapan bahwa seragam sekolah itu merupakan simbol kepatuhan yang harus diserang.
Dia permah menangani lebih dari 2.000 korban pelecehan seksual di transportasi umum, sekitar 800 di antaranya menargetkan siswi berseragam.