Para pendukung kemerdekaan Catalanonia menyebut bahwa apa yang dihasilkan wilayahnya tidak sebanding dengan yang mereka dapat dari Pemerintah Spanyol. Hal ini yang mendorong Puigdemont untuk melakukan referendum.
Dorongan untuk merdeka menimbulkan pertanyaan mengenai masa depan demokasi dan pemerintahan yang demokratis di wilayah tersebut.
Pengamat sejarah Spanyol dari Universitas California Pamela Radcliff, seperti dikutip dari Fox News, menilai konflik Spanyol dan Catalonia sebenarnya bermuara pada perbedaan visi mengenai memperjuangkan demokrasi.
Deputi Perdana Menteri Spanyol Soraya Saenz menuding Carles telah menjerumuskan warganya pada ketidakjelasan.
Rajoy menegaskan referendum itu tidak sah serta menuding upaya pemisahan diri ini merupakan bagian dari pemaksaan sang pemimpin kepada warganya yang sebenarnya tidak menginginkan pemisahan.