Makonda menjelaskan, dirinya bermaksud mengembangkan pusat data ini di kantor-kantor pemerintahan daerah. Di pusat data itu akan tercatatat, "setiap pria yang pernah kabur dari janji pernikahan", sehingga para perempuan bisa mengecek apakah pria yang melamar mereka sudah beristri atau belum.
Rencana ini mendapat tanggapan beragam, termasuk dari warga yang menyangsikan efektifitas strategi pemerintah ini.
Ada pengguna media sosial yang menyebut hal ini merupakan "ide bagus", sementara pengguna media sosial lainnya khawatir akan soal privasi.
Seorang warga Dar es Salaam yang ditemui oleh BBC khawatir akan status orang yang sudah bercerai tapi belum memperbaharui datanya.
"Ini akan mempersulit pria tersebut untuk menikah lagi," katanya.