2. Busan, Korea Selatan
Reisha Prasasti merupakan ibu rumah tangga sekaligus content creator yang baru tinggal di Busan sekitar 7 bulan. Menurut Reisha, waktu puasa di Korea Selatan berlangsung sekitar 15 jam.
“Secara umum di sini karena bukan negara muslim, jadi seperti biasa saja (suasananya), orang-orang beraktivitas. Mungkin untuk saya muslim yang minoritas itu, karena restoran buka, street food buka, kalau lewat lumayan wangi,” ujar Reisha.
Menurut Reisha, suasana yang berbeda di Busan adalah sulitnya mencari takjil dan tidak ada azan seperti di Indonesia. Pasalnya masjid terdekat berjarak sekitar 20 menit perjalanan dari tempat tinggalnya. Selain itu, sulit mencari makanan halal di kawasan Busan.
3. Tokyo, Jepang
Andylala merupakan Jurnalis Indonesia yang sudah tinggal 3 tahun di Tokyo. Menurut Andy, saat pandemi tahun lalu, seluruh kegiatan di masjid dinonaktifkan. Baru tahun ini masjid dibuka kembali dengan pembatasan sosial sangat ketat.
“Kebetulan rumah saya itu tidak jauh dari masjid. Jadi namanya adalah Masjid Indonesia Tokyo. Masjid ini berada di satu kompleks dengan sekolah Indonesia yang dikelola KBRI Tokyo,” ujar Andylala.
Meskipun terhalang pembatasan sosial cukup ketat, Andy menuturkan di daerah tempat tinggalnya umat Islam masih bisa saling berbagai makanan untuk berbuka puasa maupun sahur.
Soal suasana Ramadan di Tokyo, lanjut dia, perbedaannya saat kentara. Suasana di Indonesia menjelang buka puasa ramai.