Awal pekan ini, Macron menegaskan bahwa Prancis akan tetap berpegang pada tradisi dan hukum sekulernya yang menjamin kebebasan berekspresi serta memungkinakan publikasi anti-agama seperti yang dilakukan Charlie Hebdo.
Merespons hal tersebut, Fahrettin memastikan negaranya tidak akan tinggal diam tanpa menyebut secara detail tindakan yang akan diambil.
"Kami tidak akan tinggal diam menghadapi serangan yang menjijikkan terhadap budaya dan agama kami dari mana asalnya."
"Hasutan rasis, xenofobia, Islamofobia, anti-Semit tidak akan dapat memprovokasi kami untuk membalas dengan cara yang sama. Kami menolak untuk tunduk pada intimidasi provokasi Anda berdasarkan perasaan korban yang Anda rasakan," lanjutnya.
Pernyataan Macron baru-baru ini memicu gelombang pemboikotan produk Prancis di negara-negara anti-Prancis yang mayoritas berpenduduk Muslim.