AS dan Sekutu pasang badan
Presiden AS Joe Biden pada Oktober lalu membuat gempar dengan mengatakan negaranya akan membela Taiwan jika China menyerang negara pulau itu. Sebulan sesudahnya, giliran Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengeluarkan pernyataan senada.
Dalam sebuah forum yang diselenggarakan oleh surat kabar The New York Times, November lalu, Blinken mengatakan Amerika Serikat dan para sekutunya bakal bertindak jika China berani menyerang Taiwan. Akan tetapi, Blinken tidak menjelaskan lebih perinci tindakan seperti apa yang dia maksud bakal diambil AS jika serangan dari Beijing itu betul-betul terjadi.
Komitmen Washington DC untuk melindungi Taiwan itu juga diamini para sekutu AS. Salah satunya Australia, yang menyatakan bakal ikut bergabung dengan AS mengambil langkah yang diperlukan jika Taiwan diserang China di kemudian hari.
Menteri Pertahanan Australia, Peter Dutton mengatakan, tidak bisa dibayangkan bila negaranya tak ikut bergabung dengan AS pada saat-saat situasi semacam itu.
“Tidak terbayangkan jika kami tidak akan mendukung AS dalam suatu tindakan, jika AS memilih untuk mengambil tindakan itu,” kata Dutton kepada surat kabar The Australian dalam sebuah wawancara, Sabtu (13/11/2021).
“Dan, sekali lagi, saya pikir kita harus sangat jujur dan jujur tentang itu, melihat semua fakta dan keadaan tanpa melakukan prakomitmen. Dan bisa saja kami (Australia) tidak akan mengambil opsi (membantu AS) itu, (tetapi) saya tidak bisa membayangkan keadaan yang seperti itu,” ujarnya.
Mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, juga memberikan peringatan yang sama untuk China. Menrutu dia, Jepang dan AS tidak akan tinggal diam jika China nekat menyerang Taiwan.
“Keadaan darurat Taiwan juga dirasakan Jepang dan aliansi Jepang-AS. Orang-orang di Beijing, khususnya Presiden Xi, seharusnya tidak pernah salah paham dalam mengakui hal ini,” kata Abe saat berbicara secara virtual kepada forum yang diselenggarakan oleh lembaga think tank Taiwan, Institut Penelitian Kebijakan Nasional, awal Desember ini.