"Kami mengatakan, kami berada di sini demi menyelamatkan nyawa. Kami sangat ingin kembali, asal PBB bisa menjamin keamanan kami," kata Mohammad, dikutip dari AFP.
Saat berada di kamp Kutupalong, para delegasi juga disuguhkan cerita penderitaan serupa. Pemimpin pengungsi di Kutupalong, Mohibullah, mengatakan, mereka menuntut status kewarganegaraan di Myanmar.
"Kami ingin kewarganegaraan kami dipulihkan di bawah identitas etnis Rohingya. Kami ingin keamanan serta tanah dan rumah yang disita dikembalikan," kata Mohibullah.
Lebih lanjut Mohibullah mengatakan, para delegasi tercengan begitu disebutkan berapa banyak para pengungsi yang diperkosa, dibunuh, dan disiksa.
Namun dubes Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy mengatakan, DK tak memiliki tongkat ajaib yang bisa memulihkan kondisi etnis Rohingya dengan cepat. Tapi dia menekankan DK berkomitmen menyelesaikan krisis kemanusiaan ini.