“Kami belum merasakan tarif itu berlaku, tetapi dampaknya sudah seperti badai. Pabrik tutup, pekerja di-PHK, dan kepercayaan investor jatuh,” ujar salah satu pelaku industri tekstil lokal.
Trump: Lesotho, Negara yang Tak Pernah Didengar Siapa pun
Kontroversi Trump terhadap Lesotho tidak berhenti pada tarif. Pada Maret lalu, Trump juga memutuskan menghentikan bantuan dari Badan Pembangunan Internasional (USAID) kepada negara itu. Lesotho sebelumnya menerima bantuan sekitar 8 juta dolar AS per tahun dari lembaga tersebut.
Dalam pidatonya saat itu, Trump meremehkan Lesotho dengan menyebutnya sebagai “negara yang belum pernah didengar siapa pun.”
Pernyataan tersebut menimbulkan kemarahan di dalam negeri Lesotho dan memperburuk sentimen terhadap AS.
Kekhawatiran Global dan Reaksi Dunia
Keputusan Lesotho menetapkan status bencana nasional mendapat sorotan dari berbagai lembaga internasional. Beberapa pakar memperingatkan bahwa langkah proteksionisme agresif seperti yang dilakukan Trump dapat menciptakan efek domino di negara-negara berkembang lain yang sangat bergantung pada akses pasar Amerika.
“Ini bukti nyata bahwa kebijakan tarif unilateral bisa menghancurkan ekonomi negara kecil,” ujar seorang analis dari African Economic Institute.
Saat ini, pemerintah Lesotho berupaya mencari pasar ekspor alternatif dan menjalin kerja sama baru dengan negara-negara seperti China, India, dan Uni Afrika. Namun, proses ini diperkirakan tidak akan cukup cepat untuk mengatasi dampak langsung dari anjloknya ekspor ke AS.