Caldicott menjelaskan, di Fallujah, tempat berlangsungnya dua operasi militer besar-besaran AS sekitar dua dekade silam, 25 persen bayi baru lahir cacat parah dan tingkat leukemia 38 kali lebih tinggi. Sementara tingkat kanker anak-anak 12 kali lebih tinggi daripada populasi di negara tetangga Mesir, Yordania, dan Kuwait.
Terlepas dari kenyataan bahwa perang AS dengan Irak berakhir pada 18 Desember 2011, kata dia, keluarga di banyak kota Irak sekarang hidup dengan peningkatan dramatis cacat lahir dan kanker akibat senjata radioaktif AS dan Barat. Senjata itu diledakkan di dekat rumah, sekolah, dan taman bermain.
“Selama hampir tujuh tahun konflik, penyakit ini akan terus berlanjut selama sisa waktu mendatang,” kata Caldicott.
Menurut data Departemen Pertahanan AS (Pentagon), selama perang di Irak, terdapat 4.431 tentara tewas. Sementara sekitar 32.000 prajurit lainnya luka-luka. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), antara 2003 dan 2006 saja, jumlah warga Irak yang menjadi korban perang mencapai 223.000 jiwa. Pakar internasional memperkirakan bahwa perang di Irak merenggut 1 hingga 1,4 juta nyawa warga negeri 1.001 malam itu.