"Kami keluar untuk memprotes setelah hidup kami menjadi kacau. Tidak ada listrik, air, dan gaji tidak dapat membeli apa pun. Kami tidak akan menunggu sampai kami mati," kata salah satu pengunjuk rasa, Ahmed Saleh (34).
Protes lain dilaporkan terjadi di Provinsi Shabwa dan Abyan selama dua hari terakhir.
Yaman Selatan telah dikacaukan oleh perebutan kekuasaan antara pemerintah yang didukung Saudi dan separatis selatan yang didukung Uni Emirat Arab.
Konflik telah melumpuhkan layanan publik dengan seringnya pemadaman listrik yang mengganggu distribusi air, pasokan bantuan dan layanan medis. Pengangguran dan inflasi yang melonjak telah menambah kesengsaraan warga. Sebagian besar dari penduduk yang berjumlah 29 juta saat ini bergantung pada bantuan.