TEL AVIV, iNews.id - Israel memindahkan lokasi dua pertemuan pemerintah pada Minggu (31/8/2025) ke lokasi rahasia dan berpengamaman ekstra. Keputusan itu diambil setelah serangan militer Israel ke Ibu Kota Sanaa, Yaman, pada Kamis lalu yang menewaskan perdana menteri Houthi serta beberapa anggtoa kabinetnya.
Pemerintah mengkhawatirkan serangan balasan kelompok yang didukung Iran tersebut yang bisa saja mengincar tempat-tempat strategis Israel. Diketahui, serangan Iran ke Israel saat perang pada Juni lalu mampu meluluhlantakkan fasilitas-fasilitas militer Zionis, bahkan markas Mossad.
Kelompok Houthi pada Sabtu (30/8/2025) mengonfirmasi kematian Perdana Menteri Ahmed Ghalib Al Rahawi serta beberapa menteri akibat serangan yang menargetkan lokasi rapat kabinet tersebut.
Stasiun televisi Channel 12, mengutip keterangan sumber pejabat Israel, melaporkan rapat Kabinet Keamanan serta satu pertemuan lain dipindahkan ke lokasi lain. Lokasi rapat yang baru tersebut disampaikan kepada para menteri beberapa sesaat sebelum acara guna memastikan kerahasiaannya.
Menurut sumper pejabat, kedua pertemuan tersebut membahas beberapa isu, termasuk peningkatan pendanaan untuk lembaga keamanan, situasi di Gaza, potensi pengakuan internasional atas negara Palestina, serta perkembangan keamanan di Lebanon dan Suriah.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Kabinet Keamanan dilaporkan memutuskan hanya membahas kesepakatan komprehensif untuk pembebasan semua sandera Israel yang ditahan oleh Hamas, serta menolak proposal gencatan senjata baru-baru ini yang ditawarkan mediator Mesir dan Qatar.
Hamas berulang kali menyatakan kesiapan untuk membebaskan semua sandera Israel dengan imbalan diakhirinya perang, penarikan seluruh pasukan Israel dari Gaza. Namun, Netanyahu menambah persyaratan baru seraya melanjutkan rencana untuk mencaplok Jalur Gaza.