Yoon dituduh melakukan pemberontakan dan menyalahgunakan wewenang terkait penerapan status darurat militer pada 3 Desember lalu. Status itu hanya berlaku beberapa jam saja sebelum dibatalkan oleh parlemen karena cacat proedur.
Dia beralasan terpaksa menerapkan status darurat militer untuk melindungi keamanan nasional dari upaya kelompok-kelompok pro-Korea Utara untuk mengacaukan negara. Tuduhan itu diarahkan kepada kelompok oposisi yang selalu menjegal program-program pemeritahannya di parlemen.
Selain Yoon, presiden sementara Korsel yang juga dimakzulkan, Han Duck Soo, juga mendapat kenaikan gaji tahunan sebesar 3 persen menjadi 204 juta won.
Sebagai perbandingan, presiden Amerika Serikat mendapat gaji tahunan 400.000 dolar AS (sekitar Rp6,5 miliar) dan gaji Perdana Menteri Inggris sekitar 172.000 poundsterling (sekitar Rp3,4 miliar).