MUMBAI, iNews.id – Masjid-masjid di Mumbai, India, kini harus mengecilkan volume pengeras suaranya saat melantunkan azan. Langkah itu menyusul protes yang disampaikan kelompok Hindu garis keras di wilayah tersebut, baru-baru ini.
“Volume azan kami telah menjadi masalah politik (di India). Akan tetapi, saya tidak ingin itu menjadi masalah (konflik) komunal,” kata Mohammed Ashfaq Kazi, salah satu cendekiawan Islam paling berpengaruh di Mumbai, kepada Reuters, akhir pekan ini.
Kazi sendiri telah menurunkan volume pengeras suara di menara Masjid Juma yang dia kelola. Rumah ibadah itu sudah berdiri sejak 1802 di Mumbai, kota metropolitan yang juga menjadi pusat perdagangan di pantai barat India.
Kazi dan tiga ulama senior lainnya dari Negara Bagian Maharashtra—di mana Kota Mumbai berada—mengatakan bahwa ada lebih dari 900 masjid di barat negara bagian itu yang sudah setuju untuk mengecilkan volume azan. Hal itu menyusul protes dari seorang politikus Hindu setempat.
Politikus itu bernama Raj Thackeray. Dia menjabat sebagai pemimpin partai Hindu di wilayah itu. Pada April lalu, Thackeray menuntut agar masjid-masjid dan tempat ibadah lainnya menjaga batas kebisingan yang diizinkan. Jika tidak, dia mengancam akan mengerahkan para pengikutnya untuk melantunkan doa-doa Hindu di luar masjid sebagai protes.
Partai pimpinan Thackeray sebetulnya hanya memiliki satu kursi di Parlemen Maharashtra—yang beranggotakan 288 orang. Namun, ancamannya itu dikhawatirkan bisa berdampak serius karena dapat mengarahkan situasi di negara bagian itu kepada konflik komunal.
Thackeray berdalih, dia hanya ingin agar putusan pengadilan tentang tingkat kebisingan rumah ibadah ditegakkan.
“Jika agama adalah urusan pribadi, lalu mengapa umat Islam diizinkan menggunakan pengeras suara selama 365 hari (dalam setahun)?” kata Thackeray kepada wartawan di Mumbai.