ANKARA, iNews.id - Hagia Sophia tetap menerima kunjungan dari semua agama meskipun fungsinya telah diubah dari museun menjadi masjid.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Turki Hami Aksoy memastikan identitas Hagia Sophia sebagai warisan budaya bagi umat manusia tetap terjaga.
"Hagia Sophia akan terus merangkul semua orang dengan status barunya, melestarikan warisan budaya bersama umat manusia," kata Aksoy, dikutip dari Anadolu, Selasa (14/7/2020).
Dalam pertemuan Dewan Urusan Luar Negeri Uni Eropa (EU) di Brussel, Belgia, Senin lalu, Aksoy menegaskan status Hagia Sophia merupakan urusan dalam negeri dan tidak ada yang bisa mengganggu hak kedaulatan Turki.
Presiden Recep Tayyip Erdogan sebelumnya mengumumkan salat pertama akan digelar di Hagia Sophia pada 24 Juli 2020, menyusul keputusan pengadilan yang mencabut status bangunan dari abad ke-6 itu sebagai museum pada Jumat lalu.
Langkah pemerintah Turki mengubah status Hagia Sophia dikritik oleh sejumlah pihak, di antaranya Dewan Gereja Dunia, pemimpin spiritual Kristen Ortodoks, serta pemimpin Katolik Paus Fransiskus.
Badan PBB UNESCO selaku pihak yang mengeluarkan status Warisan Dunia menyatakan, Komite Warisan Dunia akan meninjau kembali status yang telah diberikan kepada Hagia Sophia.